Pertama
aku mengetahui film Java Heat dari informasi radio. Dan kebetulan keesokan
harinya ada review film Java Heat di
Kompas TV. Hari itu memang premier
film ini. Yang membuat film ini menarik bagiku karena lokasi fim ini hampir
seluruhnya berada di Yogyakarta. Aku yang sejak lahir dan dibesarkan di Yogya
sungguh amat bangga. Namun sayang film ini film laga dan aku sungguh tak nyaman
menonton film yang ada kekerasannya. Berhubung aku sangat cinta damai. Peace ! (he..he..)
Java
Heat adalah film aksi laga dan baku tembak yang
dirilis pada tahun 2013. Film ini disutradarai Conor Allyn
dan dibintangi Kellan Lutz, Mickey
Rourke, Ario Bayu, dan Atiqah
Hasiholan sebagai pemeran utama. Film ini adalah film yang
digarap oleh rumah produksi Margate House
asuhan Conor Allyn dan Rob Allyn
yang sebelumnya elah membesut trilogi film fiksi sejarah Merah Putih (2009), Darah
Garuda (2010), dan Hati
Merdeka (2011).
Sinopsis
film Java heat, dalam keadaan diborgol di ruang interogasi kepolisian, Jake
Travers (Kellan
Lutz) mengaku sebagai asisten guru asing yang baru saja selamat dari
ledakan bom. Tapi Hashim (Ario Bayu), seorang detektif dari kesatuan Densus 88,
menaruh kecurigaan terhadap Jake. Jake adalah salah satu saksi kunci dalam
insiden serangan bom bunuh diri yang terjadi di sebuah pesta amal di mana
Sultana (Atiqah Hasiholan), seorang putri keraton yang
cantik mempesona dan sangat populer, tewas terbunuh.
Kejadian-kejadian mengejutkan selalu
mengikuti ke mana Jake dan Hashim melakukan penyelidikan, dan membuat Hashim
semakin menaruh kecurigaan terhadap Jake. Ketika mobil polisi yang ditumpangi
Jake dan Hashim diserang komplotan teroris, Jake menyelamatkan nyawa Hashim.
Saat itu Jake menunjukkan kemampuan memegang senjata yang tidak mungkin
dimiliki oleh seorang yang berprofesi sebagai asisten guru. Dengan diliputi
keraguan, Jake dan Hashim terpaksa bekerjasama dan perlahan misteri di hadapan
mereka mulai tersibak.
Sementara itu, istri dan anak-anak
Hashim diculik. Kejadian demi kejadian penuh ketegangan dan aksi memperkuat
kerjasama Jake dan Hashim untuk membongkar apa yang terjadi. Pertarungan
semakin memanas dan puncaknya terjadi di Perayaan Waisak di Candi
Borobudur. Di tengah keramaian festival pelepasan lampion akan terjadi
pertukaran perhiasan dan sandera yang menjadi klimaks film.
Aku
bisa juga menonton film Java Heat walaupun tidak di bioskop. Aku hanya download dari warnet. Aku sangat detail
melihat Java Heat terutama tertarik pada lokasi film. Banyak lokasi film yang
pernah aku ketahui namun ada pula lokasi yang tak cukup familiar. Mungkin aku
jarang melewatinya. Tempat-tempat yang kukenal adalah rumah padat penduduk di
sekitar kali Code, stasiun Lempuyangan, perempatan titik nol Yogya alias
perempatan Kantor Pos besar, Plengkung gading dan Taman sari.
Sayang,
sepertinya film ini tidak begitu booming dan masih kalah pamor dengan film laga
lain The Raid yang juga buatan Indonesia. Atau film Eat, Pray, Love yang juga sebagian
fimnya mengambil lokasi di Bali. Namun setidaknya kita bangga kota Yogya bisa
menjadi lokasi film Java heat yang katanya juga tayang di luar negri. Semoga
kota Yogya dikenal sampai ke dunia lain sehingga mengangkat pariwisata Yogya
dan tentunya berimbas pada peningkatan perekonomian rakyat Yogya. Hidup Yogya
!!!