Rebutan
anak ? Aku kira hanya ada di sinetron atau kasus-kasus perceraian para artis.
Ternyata aku kemarin melihatnya sendiri walaupun tidak melihat secara langsung
hanya lewat cerita guru-guru yang lain. Ya kebetulan hari itu aku di kelas B
dan salah satu muridku bernama Cinta (nama yang cantik, mengingatkanku pada
salah satu judul film). Saat aku di ruang kelas Cinta tiba-tiba wali kelas Cinta
masuk ke ruanganku. Wali kelas itu membisikkan sesuatu kepada Cinta. Aku pikir
biasa aja paling soal orang yang dijemput dan di menit-menit menjelang pulang
wali kelas Cinta membisikkan sesuatu ke Cinta. Kok kayaknya wali kelasnya
serius banget. Apalagi Bu Kepsek juga mengawasi ruang kelasku dan sepertinya
juga memperhatikan Cinta. Apa apa ini? Aku mulai penasaran.
Saat
pulang kusempatkan menemui wali kelas Cinta. Wali kelasnya mengatakan jika ortunya
Cinta lagi bermasalah. Ibu dan ayahnya tidak serumah lagi. Kebetulan hari itu,
ayahnya jemput dan nenek dari ibunya juga menjemput Cinta. Padahal ibunya Cinta
sudah pesan agar Cinta jangan diberikan ke ayahnya biar dia dijemput neneknya. Namun
ayah Cinta tetap keukeh agar Cinta ikut ayahnya. Jelas sekolah bingung karena
Cinta ada 2 orang yang jemput. Entahlah apa akhirnya Cinta ikut siapa, aku tak
tahu. Kebetulan saat aku pulang Cinta juga sudah tidak ada.
Ah..
kasus rebutan anak. Orang tua yang bermasalah, mengapa anak yang jadi korban.
Perlu kedewasaan untuk para orang tua untuk menyikapi anak korban perceraian.
Masa kecil anak ini dapat terenggut. Disaat mereka butuh kasih sayang ibu
bapaknya, dia tak mendapatinya dengan penuh. Namun itulah kehidupan.. tak
semuanya sempurna.