S
|
aat liburan kemarin, aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke candi ratu Boko.
Keinginan untuk melihat candi Boko sudah lama namun baru kesampaian akhir tahun
2014 kemarin. Seperti lihat foto-foto keinadahan candi Boko maka kita pergi
pada sore hari. Harapannya kita bisa melihat sekalian mengambil moment sunset
dalam bentuk foto yang katanya begitu indah.
Kita
sebenarnya kurang begitu tahu persisnya jalan menuju ke candi Boko ini. Kita
hanya mengikuti papan penunjuk arah. Kita lewat jalur selatan jalur Piyungan ke
utara. Papan penunjuk arah candi Boko cukup terlihat dan memang jalannya cukup
menanjak karena candi ini memang terletak di atas bukit.
Sebelum kulanjutkan ada sekelumit informasi
tentang candi Boko yang kuambil dari google. Istana Ratu Boko adalah sebuah
bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah
satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri
Vihara (berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk
tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana
ini, anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota
Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan
laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu
tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura
utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara,
bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks
Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur.
Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Kembali
ke ceritaku, tiket masuk ke candi Boko tergolong cukup mahal 25.000 rupiah
dengan karcis motor 2.000 rupiah. Ketika membeli tiket kita agak sedikit
bingung ke mana arah ke candi karena setelah loket tiket kita hanya menjumpai
sebuah restoran yang sepertinya cukup mewah. Ternyata pintu masuk candi ke arah
timur. Kita akan mengikuti jalan setapak yang dikelilingi sebuah taman.
Sudut taman
jalan setapak menuju ke candi
Dan
ternyata saat itu, pengunjung sangat banyak sehingga kita bingung untuk berfoto
ria. Karena semua orang pasti ingin berfoto di gerbang candi Boko ini. Setelah
muter-muter cari spot yang bagus untuk foto akhirnya aku foto saja dua pohon
besar yang berada di lapangan timur gerbang candi.
Dari candi boko ini kita bisa melihat
pemandangan alam sekitar prambanan dari atas. Dari spot ini kita bisa melihat
dari jauh candi Prambanan tapi karena cuaca kurang cerah maka candi prambanan
kurang terlihat jelas.
Ayo mana candi
Prambanan ??
Sebenarnya
banyak spot yang perlu dikunjungi di candi boko ini namun rata-rata candi sudah
pada runtuh. Sejauh mata memandang jarang ada bentuk yang yang masih utuh
berdiri.
Candi yang sudah
runtuh
Setelah
duduk-duduk di menunggu sunset. Inilah foto hasil jepretanku. Kurang puas
karena banyak orang dan langit juga belum terlalu gelap tapi beginilah hasilnya...
Begitulah
jalan-jalan singkat di candi Boko yang kesanku kurang mengasikkan. Dengan bayar
tiket 25.000 sepertinya kurang puas untuk mengeksplore candi Boko. Daya tarik
candi Boko memang hanya gerbang candi, yang lain sepertiku biasa saja. Namun
aku tetap menghargainya. Inilah wisata candi yang tetap harus dikunjungi karena
candi merupakan hasil karya nenek moyang yang harus kita lestarikan.