Pada
suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek yang sedang duduk. Di
dekatnya ada beberapa anak kecil yang sedang asyik bermain pasir, membentuk sebuah
lingkaran. Lalu kakek itu menghampiri mereka.
“
Anak-anak, siapa diantara kalian yang mau uang Rp 50.000 ?” tanya kakek.
Semua
anak itu berhenti sejenak bermain. Mereka serempak mengacungkan tangan sambil
memasang muka manis penuh senyum dan harap.
“
Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.” kata
kakek sambil menujukkan sesuatu.
Kemudian
kakek meremas-remas uang itu hingga lusuh. Diremasnya terus hingga beberapa
saat. Lalu ia kembali bertanya, “ Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh
ini ?” tanya kakek.
Anak-anak
tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“
Tapi kalau uang ini kakek injak bagaimana ?” tanya kakek lagi.
Lalu,
kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjakkan uang itu dengan
sepatu. Diinjak dan ditekannya dengan kuat uang itu hingga kotor. Beberapa saat
kemudian , ia mengambil kembali uang itu.
“
Apakah masih ada yang mau uang ini ?” tanya kakek.
Tetap
saja, anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang
perhatian setiap orang. Kini, bukan anak-anak itu lagi yang mengacungkan
tangan, hampir semua orang yang ada di taman itu juga mengacungkan tangan.
Apapun
yang dilakukan si kakek, semua anak itu tetap menginginkan uang itu bahkan
orang-orang yang di taman itu, semuanya. Kenapa bisa begitu ? Pada kenyataannya,
semua tindakan yang dilakukan kakek terhadap uang itu tak akan mengurangi nilai
uang itu. Uang itu tetap Rp. 50.000.
Dalam
kehidupan ini, terkadang kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti,
terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala
keputusan yang telah kita ambil hingga kita merasa rapuh. Kita juga kerap
mengeluh atas semua ujian yang diberikanNYa. Kita seringkali merasa tak
berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa disepelekan, diacuhkankan
dan tak dpedulikan oleh keluarga, teman bahkan oleh lingkungan kita.
Namun,
sadarilah bahwa nilai diri kita tidak timbul dari apa yang kita sandang atau
dari apa yang kita dapat. Nilai kita akan dinilai dari akhlak dan peringai
kita. Tingkah laku kita.
Sumber
: sebuah buku kisah-kisah inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar