Pas
bertepatan tanggal 1 Muharram 1440 atau tanggal 11 September 2018. Alhamdulillah
ku bisa meninggalkan sejenak kota Yogya menuju ke luar kota. Hari itu piknik
ibu-ibu pengajian. Pertamanya ku agak ragu, yang lain udah daftar, ku daftar
paling akhir. Ternyata masih ada jatah kursi, jatah ibu yang memang tidak
daftar dan bisa kuwakili. Ya.. rezeki
anak sholeh deh. Bersama rombongan satu bis kita berangkat sekitar jam setengah
pagi. Selama perjalanan aku merasa tak enak badan.
Rasa mual dan pengen muntah sangat terasa. Maklumlah 3 hari sebelum berangkat aku
sakit batuk akut yang berpengaruh pada badan yang rada lemes. Untung di dalam
bus, kita diminta berdzikir dan berdoa, dan doaku cuma satu, semoga aku kuat
sampai tujuan. Perjalanan ini kita lewat Jatinom Klaten, katanya klo lewat
Klaten lebih cepat dibanding lewat jalan Magelang dan akhirnya lewat Boyolali
dan masuk Salatiga. Ketika mau masuk ke tol Salatiga ku tak sabar. Katanya
gerbang tol Salatiga sangat indah tak beda jauh dengan pemandangan di luar
negeri sono. Tapi sayang ku tak menemukan pemandangan indah itu.. mungkin ku
duduk di belakang kali ya.. ok sudahlah..
Sekitar
jam 9an kita mampir sejenak di masjid Al Mabrur Ungaran untuk sholat dhuha. Arsitektur
masjid ini lumayan bagus dan masjidnya juga lumayan gedhe. Sepertinya masjid
ini memang digunakan untuk para pelancong yang ingin mampir sholat. Terlihat
parkiran masjid yang lumayan luas. Bus pun bisa masuk ke halaman masjid. Di masjid
ini, kita sholat dhuha berjamaah 4 rokaat, 2 kali salam. Setelah sholat, kita
briefing sebentar untuk diberi pengarah dan pengetahuan tentang tata cara dan
doa haji dan umroh..
Setelah
briefing lanjut kita menuju Firdaus Fatimah Azzahrah.. Tak lupa ku
foto dulu bagian depan masjid Al Mabrur biasalah buat kenangan-kenangan.. J
Foto masjid
Al Mabrur
Perjalanan
ke Firdaus fatimah Zahra (FFZ) dari masjid Al Mabrur sekitar setengah jam. Itu
pun nyaris mau nyasar, karena pak pilot bus (mungkin) belum pernah ke FFZ.. jalan menuju
FFz agak sempit untuk ukuran jalan bus dan tempatnya juga agak menanjak. Daerahnya
juga tidak begitu ramai dan sepertinya daerah pinggiran kota.
Akhirnya
sampai juga kita di FFZ, wah.. gerbang masuknya nya terlihat megah banget..
gimana dalemnya. Penasaran ?? Lets go.. mari kita mulai manasik. Bismillah...
Foto
gerbang Firdaus Fatimah zahra
Sebelum
masuk ke dalam kita diberi paspor.. Paspor ?? yYups.. Paspor KW alias
paspor-pasporan. berasa mau terbang ke Arab ya.. kita masuk ke bandara melalui
imigarasi dengan menunjukkan paspor itu.. Wihh keren !!
Foto
Pasport, bandara dan imigrasi
Dari
imigrasi ternyata langsung menuju Masjidil Haram. Di situ kita belajar tawaf,
sai dari Shafa-Marwah. Namun kita hanya diberi pengarahan dan pengetahuan. Beda
dengan rombongan lain yang bener2 praktek doa-doa atau bacaan tawaf dan sai.
Dari Masjidil Haram lanjut wukuf di Arafah. Disitu memang berdiri tenda-tenda
kecil yang berjejar rapidan deretan kamar mandi yang katanya persis seperti
aslinya. Dari wukuf, lanjut lontar jumrah. Di situ berdiri 3 lingkaran sumur tempat
saat kita melempar jumrah. Saat wukuf berada di bukit Jabal Rahmah, di situ
juga ada walaupun bukitnya tidak terlalu tinggi. Naiknya juga ada tangganya..
Foto.
Gerbang Masjidil Haram, Kabah, saat sai, wukuf
di Arafah, dan jumrah
Terakhir
kita bergerak menuju ke Madinah, ke masjid Nabawi. Dari luar ku kira masjid
beneran bisa buat sholat ternyata hanya replikanya. Pas masuk masjid lihat
dalamnya. Subhanallah.. bagus banget. Di situ kita berhenti sejenak,
diterangkan tentang masjid Nabawi yang di dalamnya ada satu ruang namanya
Raudhah. Jika kita berdoa di Raudhah insya Alloh doa-doa akan dikabulkan.
Foto depan replika
masjid Nabawi, bagian
dalam masjid Nabawi dan Raudhah
Perjalanan
manasik ini berakhir di masjid Nabawi. Saat itu sedah masuk sholat dhuhur. Kita
sholat di musholla. Setelah menunaikan semua tata cara manasik kita istirahat
sebentar di bandara dan segera meninggalkan FFZ. Dan alhamdulillah, walaupun ku
berpanas-panas ria mengikuti tata cara manasik ternyata badan ini masih kuat.
Pertanda baik nih. Rasa pusing dan lemes hilang seketika. Itulah hikmah dari
ritual ini.
FFZ
pada awalnya hanya usaha tour religi khusus haji plus dan umroh namun sekarang FFZ
mendirikan tempat manasik yang sudah menjadi tempat wisata. Ini terlihat di parkiran
banyak bus-bus dari luar kota. Memang FFZ tempat yang recommended untuk manasik
bagi calon jamaah haji atau sekedar tempat wisata religi bagi jamaah pengajian
yang akan melakukan wisata religi. Begitulah ceritaku tentang sedikit
pengalaman berhaji/umroh. Mungkin saat ini aku hanya sekedar latihan manasik.
Namun insya Alloh suatu hari nanti ku bisa menjadi salah satu tamuNya yang bisa
berkunjung langsung ke Baitullah. Aamiin..