Selasa, 23 Juli 2013

Jendela Masa Depan


Pikiranmu mempunyai andil yang sangat penting
dalam membentuk kehidupanmu
(Sri Satya Sal Baba)

D
ua orang pria,  menderita sakit keras sedang di rawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya. Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarganya, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.
Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luasnya dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
“ Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah, itik dan angsa-angsa renang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang memesona. Suatu senja yang indah”.
Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detail sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang dalam menjalani kesehariaanya di rumah sakit. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yan melintas. Meski pria yang kedua tidak mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari hingga satu minggu berlalu.
Suatu pagi, perawat datang membawa baskon air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring dekat jendela itu meninggal dunia. Perawat itu ikut sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua itu meminta pada perawat agar dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela. Perawat itu menurutinya dengan senang hati.
Ketika semuanya selesai, perawat meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar. Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan di dunia luar melalui jendel itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia mendongakkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya ? Ternyata jendela itu menghadap ke tembok. Hanya tembok !!
Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah meninggal tadi bercerita seolah-olah melihat pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tak bisa melihat tembok sekalipun.
“ Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup.” kata perawat.

Sumber : sebuah buku kisah inspirasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar