H
|
ari itu hari Sabtu
pas hari libur nasional. Dan hari itu, aku janjian dengan seorang kawan untuk jalan-jalan
ke Taman Sari. Taman Sari merupakan kompleks bangunan yang milik kraton
Yogyakarta. Jujur aja biar aku lahir dan besar di Yogya tapi seumur-umur aku
belum pernah masuk ke Taman Sari. Lucu juga sih. Karena rumahku dan temanku itu
berjauhan maka kita janjian jam 9 ketemu di parkiran. Namun apa daya, aku yang
molor. Bukannya apa-apa, ternyata aku kesasar. Salah lewat jalan. Maklum sudah
lama banget aku tak melewati daerah Kraton paling-paling hanya sampai Alun-alun
utara. Hadeuhh..
Kita
ketemu juga di parkiran. Temenku senyum-senyum saat ku cerita kenapa aku bisa
telat. Kemudian kita menuju ke loket membeli karcis masuk. Lumayan cukup antri.
Maklum lah hari itu hari sabtu dan bertepatan dengan hari libur nasional. Aku
tak tahu berapa harga tiket masuknya. Temenku memberi uang 50.000. dan ada
kembaliannya. Oh, ternyata tiket masuk hanya 5.000 perak per orang. Murah ya...
Ketika
kita masuk ke gerbang, di sepanjang jalan ada pohon kepel. Setahuku pohon kepel
merupakan sejenis pohon yang dilindungi karena langka. Dan setelah aku browsing di internet ternyata dahulunya
buah kepel merupakan buah favorit para putri kartaon karena buah kepel ini
dipercaya bisa menghilangkan bau badan. Believe or not J
Pohon
Kepel
Kemudian
kita memasuki bagian kolam pemandian, kolam ini terdiri dari dua kolam yang
di sebelah utara dan selatannya dibatasi
sebuah bangunan. Kita mencoba masuk ke bangunan yang sebelah selatan karena
bangunan ini lebih tinggi dibanding yang selatan. Kita memasuki ruangan demi
ruangan. Ternyata di situ ada ruangan tempat para putri luluran dan relaksasi
mungkin kalau jaman sekarang sebagai tempat spa gitu deh..
Kolam
pemandian dilihat dari atas Bangunan di sebelah selatan kolam
Setelah dari kolam
pemandian kita mencoba keluar.. ingin melihat bangunan yang lain. Tapi kita
malah bingung kok tidak ada bangunan lain. Kita hanya menemukan gapura ini..
Gapura
Taman Sari
Gapura ini mirip
dengan gapura pas kita masuk setelah bayar loket. Bentuk gapura ini sangat
indah karena bergaya asli Jawa pada detailnya terdiri dari sulur-sulur tanaman
dan bentuk bulu, ekor dan sayap burung.
Di
sekitar gapura terdapat toko batik dan wayang. Kebetulan di depan toko ini ada
seorang bapak yang sedang membuat wayang. Dari sini kita tidak tahu mau kemana
lagi. Coba tanya pengunjung lain mereka juga tidak tahu banyak. Masak sih Taman
sari cuma segini saja setahuku ada masjidnya segala. Kemudian ada yang menyarankan
kita ikuti saja lorong-lorong jalan kampung. Memang di sepanjang jalan ini
banyak rumah-rumah penduduk yang diubah mnejadi toko souvenir/oleh-oleh
kebanyakan toko menjual baju batik. Siang itu memang cukup panas tapi tak
menyurutkan kami untuk jalan dan akhirnya di tengah jalan, kami menemukan ini..
Ya ini adalah tanda
bahwa kita berada di kampung Taman, kampung cyber. Sebuah kampung yang sangat
melek dengan internet. Bahkan CEO facebook, Mark Zureberg pernah ke sini. Hmm.. berarti kita kalah dengan bule itu.
Setelah jalan mengikuti orang-orang yang ada di depan kita. Akhirnya kita
menemukan pulo Cemeti. Nah ini dia yang kami cari. Pulo cemeti adalah semacam
banguan yang sudah rusak yang konon dahulunya sebagai tempat pengintaian bila
ada serangan musuh.
Bangunan
di Pulo Cemeti
Tak
jauh dari pulo Cemeti kita menemukan masjid bawah tanah. Ini dia gong dari
perjalanan ini. Tak salah memang di sebut masjid bawah tanah. Bangunan ini
memang berada di bawah tanah. Jika masuk kita harus melewati tangga menurun dan
melewati lorong yang cukup gelap. Lorong gelap ini pun ada sejarahnya. Konon
lorong ini jalan rahasia menghubungkan taman sari dengan kraton yogyakarta bahkan
ada legenda bahwa lorong ini tembus dengan pantai selatan dan merupakan jalan Raja
Sultan untuk bertemu dengan Nyi Roro Kidul.
Lorong
menuju ke masjid bawah tanah
Dan
akhirnya kita menemukan masjid bawah tanah ini. Ini masjid sangat berbeda
dengan masjid–masjid lainnya. Masjid ini berbentuk bangunan melingkar yang
ditengah-tengahnya terdapat tangga. Masjid ini terdiri dari 2 lantai. Lantai
atas digunakan untuk pria dan lantai bawah untuk wanita. Sedangkan di bawah
tangga ini yang dibawahnya bisa digunakan untuk
wudhu/bersuci sebelum sholat.
Tempat wudhu di bawah tangga Masjid bawah tanah 2
lantai
Ya
begitulah sekelumit jalan-jalan di kompleks Taman sari, sebuah objek wisata
yang patut untuk dikunjungi apalagi para pecinta fotografi. Ya kompleks Taman
sari adalah sekumpulan bangunan-bangunan tua yang sangat apik untuk dijadikan
objek foto. Terkadang kompleks Taman sari ini digunakan sebagai objek foto pre wedding. Taman sari ini merupakan
contoh cagar budaya yang sangat perlu dilestarikan. Bagaimana pun Taman sari
bagian dari sejarah, sejarah dari Yogyakarta.
Dari
pengamatan sepanjang jalan-jalan di Taman sari, kita juga mempunyai sedikit
saran untuk pengelola Tamansari. Taman sari merupakan kompleks bangunan tua
yang letaknya di tengah-tengah rumah penduduk. Sehingga bangunan satu dengan
lainnya tidak begitu jelas arahnya tertutupi rumah penduduk. Maka menurut kita,
sebaiknya pengelola memberi papan petunjuk arah bangunan yang ada di Tamansari
untuk memudahkan pengunjung untuk mengetahui bangunan-bangunan apa saja di
kompleks Taman sari ini. Memang di Tamansari disediakan guide tapi tak semua pengunjung ingin memakai guide kecuali wisatawan mancanegara atau wisatawan lokal yang
datang berombongan. Semoga pengelolaan Taman sari dapat berubah menjadi lebih
baik sehingga dapat memuaskan pengunjung dan mendorong pariwisata di
Yogyakarta. (noer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar