Sabtu, 27 Desember 2014

Jalan-jalan ke Tamansari



H
ari itu hari Sabtu pas hari libur nasional. Dan hari itu, aku janjian dengan seorang kawan untuk jalan-jalan ke Taman Sari. Taman Sari merupakan kompleks bangunan yang milik kraton Yogyakarta. Jujur aja biar aku lahir dan besar di Yogya tapi seumur-umur aku belum pernah masuk ke Taman Sari. Lucu juga sih. Karena rumahku dan temanku itu berjauhan maka kita janjian jam 9 ketemu di parkiran. Namun apa daya, aku yang molor. Bukannya apa-apa, ternyata aku kesasar. Salah lewat jalan. Maklum sudah lama banget aku tak melewati daerah Kraton paling-paling hanya sampai Alun-alun utara. Hadeuhh..
Kita ketemu juga di parkiran. Temenku senyum-senyum saat ku cerita kenapa aku bisa telat. Kemudian kita menuju ke loket membeli karcis masuk. Lumayan cukup antri. Maklum lah hari itu hari sabtu dan bertepatan dengan hari libur nasional. Aku tak tahu berapa harga tiket masuknya. Temenku memberi uang 50.000. dan ada kembaliannya. Oh, ternyata tiket masuk hanya 5.000 perak per orang. Murah ya...
Ketika kita masuk ke gerbang, di sepanjang jalan ada pohon kepel. Setahuku pohon kepel merupakan sejenis pohon yang dilindungi karena langka. Dan setelah aku browsing di internet ternyata dahulunya buah kepel merupakan buah favorit para putri kartaon karena buah kepel ini dipercaya bisa menghilangkan bau badan. Believe or not J
Pohon Kepel

Kemudian kita memasuki bagian kolam pemandian, kolam ini terdiri dari dua kolam yang di  sebelah utara dan selatannya dibatasi sebuah bangunan. Kita mencoba masuk ke bangunan yang sebelah selatan karena bangunan ini lebih tinggi dibanding yang selatan. Kita memasuki ruangan demi ruangan. Ternyata di situ ada ruangan tempat para putri luluran dan relaksasi mungkin kalau jaman sekarang sebagai tempat spa gitu deh..
     
     




















Kolam pemandian dilihat dari atas                   Bangunan di sebelah selatan kolam

Setelah dari kolam pemandian kita mencoba keluar.. ingin melihat bangunan yang lain. Tapi kita malah bingung kok tidak ada bangunan lain. Kita hanya menemukan gapura ini..
Gapura Taman Sari

Gapura ini mirip dengan gapura pas kita masuk setelah bayar loket. Bentuk gapura ini sangat indah karena bergaya asli Jawa pada detailnya terdiri dari sulur-sulur tanaman dan bentuk bulu, ekor dan sayap burung.
Di sekitar gapura terdapat toko batik dan wayang. Kebetulan di depan toko ini ada seorang bapak yang sedang membuat wayang. Dari sini kita tidak tahu mau kemana lagi. Coba tanya pengunjung lain mereka juga tidak tahu banyak. Masak sih Taman sari cuma segini saja setahuku ada masjidnya segala. Kemudian ada yang menyarankan kita ikuti saja lorong-lorong jalan kampung. Memang di sepanjang jalan ini banyak rumah-rumah penduduk yang diubah mnejadi toko souvenir/oleh-oleh kebanyakan toko menjual baju batik. Siang itu memang cukup panas tapi tak menyurutkan kami untuk jalan dan akhirnya di tengah jalan, kami menemukan ini..

Ya ini adalah tanda bahwa kita berada di kampung Taman, kampung cyber. Sebuah kampung yang sangat melek dengan internet. Bahkan CEO facebook, Mark Zureberg pernah ke sini.  Hmm.. berarti kita kalah dengan bule itu. Setelah jalan mengikuti orang-orang yang ada di depan kita. Akhirnya kita menemukan pulo Cemeti. Nah ini dia yang kami cari. Pulo cemeti adalah semacam banguan yang sudah rusak yang konon dahulunya sebagai tempat pengintaian bila ada serangan musuh. 
Bangunan di Pulo Cemeti

Tak jauh dari pulo Cemeti kita menemukan masjid bawah tanah. Ini dia gong dari perjalanan ini. Tak salah memang di sebut masjid bawah tanah. Bangunan ini memang berada di bawah tanah. Jika masuk kita harus melewati tangga menurun dan melewati lorong yang cukup gelap. Lorong gelap ini pun ada sejarahnya. Konon lorong ini jalan rahasia menghubungkan taman sari dengan kraton yogyakarta bahkan ada legenda bahwa lorong ini tembus  dengan pantai selatan dan merupakan jalan Raja Sultan untuk bertemu dengan Nyi Roro Kidul. 

Lorong menuju ke masjid bawah tanah

Dan akhirnya kita menemukan masjid bawah tanah ini. Ini masjid sangat berbeda dengan masjid–masjid lainnya. Masjid ini berbentuk bangunan melingkar yang ditengah-tengahnya terdapat tangga. Masjid ini terdiri dari 2 lantai. Lantai atas digunakan untuk pria dan lantai bawah untuk wanita. Sedangkan di bawah tangga ini yang dibawahnya bisa digunakan untuk  wudhu/bersuci sebelum sholat.
   
              
   Tempat wudhu di bawah tangga                            Masjid bawah tanah 2 lantai

Ya begitulah sekelumit jalan-jalan di kompleks Taman sari, sebuah objek wisata yang patut untuk dikunjungi apalagi para pecinta fotografi. Ya kompleks Taman sari adalah sekumpulan bangunan-bangunan tua yang sangat apik untuk dijadikan objek foto. Terkadang kompleks Taman sari ini digunakan sebagai objek foto pre wedding. Taman sari ini merupakan contoh cagar budaya yang sangat perlu dilestarikan. Bagaimana pun Taman sari bagian dari sejarah, sejarah dari Yogyakarta.
Dari pengamatan sepanjang jalan-jalan di Taman sari, kita juga mempunyai sedikit saran untuk pengelola Tamansari. Taman sari merupakan kompleks bangunan tua yang letaknya di tengah-tengah rumah penduduk. Sehingga bangunan satu dengan lainnya tidak begitu jelas arahnya tertutupi rumah penduduk. Maka menurut kita, sebaiknya pengelola memberi papan petunjuk arah bangunan yang ada di Tamansari untuk memudahkan pengunjung untuk mengetahui bangunan-bangunan apa saja di kompleks Taman sari ini. Memang di Tamansari disediakan guide tapi tak semua pengunjung ingin memakai guide kecuali wisatawan mancanegara atau wisatawan lokal yang datang berombongan. Semoga pengelolaan Taman sari dapat berubah menjadi lebih baik sehingga dapat memuaskan pengunjung dan mendorong pariwisata di Yogyakarta. (noer)










                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar