Jumat, 30 Januari 2015

Menanti Sunset di candi Boko



S
aat liburan kemarin, aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke candi ratu Boko. Keinginan untuk melihat candi Boko sudah lama namun baru kesampaian akhir tahun 2014 kemarin. Seperti lihat foto-foto keinadahan candi Boko maka kita pergi pada sore hari. Harapannya kita bisa melihat sekalian mengambil moment sunset dalam bentuk foto yang katanya begitu indah.
Kita sebenarnya kurang begitu tahu persisnya jalan menuju ke candi Boko ini. Kita hanya mengikuti papan penunjuk arah. Kita lewat jalur selatan jalur Piyungan ke utara. Papan penunjuk arah candi Boko cukup terlihat dan memang jalannya cukup menanjak karena candi ini memang terletak di atas bukit.
Sebelum kulanjutkan ada sekelumit informasi tentang candi Boko yang kuambil dari google. Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana ini, anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Kembali ke ceritaku, tiket masuk ke candi Boko tergolong cukup mahal 25.000 rupiah dengan karcis motor 2.000 rupiah. Ketika membeli tiket kita agak sedikit bingung ke mana arah ke candi karena setelah loket tiket kita hanya menjumpai sebuah restoran yang sepertinya cukup mewah. Ternyata pintu masuk candi ke arah timur. Kita akan mengikuti jalan setapak yang dikelilingi sebuah taman.

Sudut taman jalan setapak menuju ke candi

Dan ternyata saat itu, pengunjung sangat banyak sehingga kita bingung untuk berfoto ria. Karena semua orang pasti ingin berfoto di gerbang candi Boko ini. Setelah muter-muter cari spot yang bagus untuk foto akhirnya aku foto saja dua pohon besar yang berada di lapangan timur gerbang candi. 


Dari candi boko ini kita bisa melihat pemandangan alam sekitar prambanan dari atas. Dari spot ini kita bisa melihat dari jauh candi Prambanan tapi karena cuaca kurang cerah maka candi prambanan kurang terlihat jelas.

Ayo mana candi Prambanan ??

Sebenarnya banyak spot yang perlu dikunjungi di candi boko ini namun rata-rata candi sudah pada runtuh. Sejauh mata memandang jarang ada bentuk yang yang masih utuh berdiri.

Candi yang sudah runtuh

Setelah duduk-duduk di menunggu sunset. Inilah foto hasil jepretanku. Kurang puas karena banyak orang dan langit juga belum terlalu gelap tapi beginilah hasilnya...


Begitulah jalan-jalan singkat di candi Boko yang kesanku kurang mengasikkan. Dengan bayar tiket 25.000 sepertinya kurang puas untuk mengeksplore candi Boko. Daya tarik candi Boko memang hanya gerbang candi, yang lain sepertiku biasa saja. Namun aku tetap menghargainya. Inilah wisata candi yang tetap harus dikunjungi karena candi merupakan hasil karya nenek moyang yang harus kita lestarikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar