Urip
iku urup
Hidup itu
berkobar laksana nyala api maka ketika hidup ada hendaknya mampu membakar
semangat dan member manfaat bagi orang lain di sekitar kita.
Irp oku
urup, urup iku pepadhang, pepadhang iku madhangi sakiwo tengen sak alire ( hidup itu nyala, nyala itu penerang,
penerang berarti menerangi orang-orang di sekitarnya)
Sekti
tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Harta dan
kekuasaan bukan segala-galanya dalam melakukan hidup. Yang harus kita utamakan
adalah budi pekerti. Kaya tanpa harta, kuat tanpa ajimat adalah kekayaan dan
kekuasaan yang hakiki. Setiap dari kita diberi kekayaan dan kekuasaan oleh Sang
pencipta.
Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja
aleman
Makin
lama manusia hidup makin banyak hal yang dialami makin banyak pula hal yang bias
dipelajari. Hal ini menjadi sesuatu yang alamiah sehingga sudah lumrah jika
usia makin tua maka (seyogyanya) makin bijaksana juga makin jernih dalam
berpikir di samping tak mudah terkejut, terkagum-kagum, tidak manja seta tidak
gampang kecewa
Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan
lan kamareman
Janganlah
terobsesi atau terkungkung keinginan memperoleh kedudukan, materi dan kepusan
duniawi lannya. Ada kalanya kekuasaan begitu memesona tapi kita tidak pernah
tahu bahwa di balik semua itu banyak menyimpan hal-hal yang menakutkan. Hanya
kesadaran manusia sebagai pelaku di dunia yang mempu mengimbanginya. Jika kesadaran
itu lenyap tertimpa nafsu maka
kehancuran akan berproses untuk malahirkan kenistaan
Yang
terpenting adalah bagaimana mengendalikan nafsu tersebut agar tidak membawa
kehancuran bagi pelaku maupun lingkungan sekitar
Aja kumintar mundak keblinger
Jangan
sok pinter soalnya akan mudah terpeleset. Sebetulnya kunci kebahagiaan adalah
belajar dari orang lain dan bukan mengajari orang lain. Makin seseorang
menunjukkan seberapa banyak ia tahu makin orang lain menemukan kekurangna dalam
diri orang tersebut
Kita perlu
belajar ngrungokke lan ora keminter.
Semua orang tahu mendengar adalah tindakan yang penting dalam proses belajar
mengajar. mendengar berarti menyimak apa yang orang lain sampaikan untuk
memahami suatu hal yang baik. Meskipun dalam kenyataan banyak kita temui orang
yang seharusnya dapat mendengar” tetapi ia tidak mau atau tidak mampu untuk
mendengar. Telinga ibarat tanah, bisa ditaburi benih dengan baik tetapi bisa
juga ditumbuhi semak berduri atau berbatu hingga tak mungkin ditumbuhi.
Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara
Manusia hidup
harus memberantas sifat angkar murka, serakah dan tamak. Seharusnya manusia
berbuat untuk kepentingan sesama dan bersama bukan atas kengingan individual.
Alon-alon waton klakon
Pelan-pelan
asal terlaksana. Filosofi ini sebeanarnya berisika pesan tentang keamanan,
safety. Meskipun bukan keamanan yang ala kadarnya karena pesan ini menyimpan
kandungan makna yng sangat dalam. Filosofi yang mengisyaratkan tentang
khati-hatiaan, kewaspadaan, keteguhan dsan keuletan. Tapi filosofi ini perlu
ditempatkan sesuai proporsinya jika berada era sekarang ini yang serba instan
dan serba cepat. Tepatnya mengutip filosofi dagadu, alon-alon waton on time.
Nrimo ing pandum
Kita
hendaknya menjadi manusia yang menerima apa yang diberikan Tuhan. Nrimo bermakna
menerima apa yang sudah menjadi rezeki kita dengan tetap tak menutup
kemungkinan untuk terus berusaha mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam
hidup. Intinya, harus ikhlas menerima hasil usaha yang sudah dilakukan.
Artinya
mendalam di filosofi ini menunjukkan pada sikap kejujuran, keikhlasan, ringan
tangan dalam bekerja dan mengikis keinginan untuk korupsi.
Saiki zaman edan yen ora edan ra komanan.
Sing bejo sing eling lan waspada.
Sekarang zaman
gila kalau tak gila maka tidak kebagian, yang beruntung adalah yang selalu
ingat dan waspada. Begitu makna di atas.
* pernah dimuat di blog multiplyku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar