Ini sebenarnya cerita lama yang ingin kubagikan. Karena tulisan
ini lama tersimpan manis di flashku dan baru sadar belim sempat kusharingkan.
Cerita tentang pengalamanku menonton suatu pertunjukkan yang terjadi akhir Mei
2012 (dah lama kan..). Terus terang aku jarang sekali lihat suatu pertunjukan
semacam konser live entah konser musik atau hanya sekedar pertunjukan
teater. Seingatku terakhir lihat konser dulu sekitar awal tahun 2000an melihat
konser Sheila on 7 di Graha Sabha. Dan sabtu siang itu aku diajak teman nonton
konser musical laskar pelangi. Memang iklan musical Laskar Pelangi Goes to Jogja ini telah
booming sekitar sebulan yang lalu. Banyak iklan di radio, di televise lokal
bahkan di jalan-jalan. MUSIKAL
LASKAR PELANGI merupakan sebuah pertunjukan produksi Mira Lesmana dan Toto
Arto yang digarap sutradara Riri Riza dengan seksama, melibatkan aktor dan
aktris unggulan dengan lantunan lagu serta lirik demi lirik ciptaan Erwin
Gutawa dan Mira Lesmana, dalam rangkaian tata gerak dan tari hasil karya
Hartati sebagai koreografer, yang diperkaya dengan dukungan set panggung dan
efek visual rancangan Jay Subyakto. Pertunjukan ini mampu menggambarkan perjuangan
masyarakat yang terpinggirkan dalam usaha mereka meraih mimpi, serta indahnya
persahabatan. Yogya merupakan kota ketiga setelah
musical lascar pelangi sukses di Jakarta dan Singapura. Tentu sangat
membanggakan bagi warga Yogya. Mengapa di pilih Yogya dulu ? Kata Mira Lesmana
Pertunjukkan musikal Laskar Pelangi di Yogyakarta ini, sengaja digelar karena
antusiasme masyarakat yang tinggi untuk menonton pertunjukkan tersebut. Acara
ini juga didukung seluruh seniman dan stake holder yang ada di Yogyakarta. Sementara
di Yogyakarta kali ini, harga tiket termahal adalah Rp 500 ribu (platinum), Rp
250 ribu (gold), dan 100 ribu (silver). “Lebih murah, tapi malah dapat
penampilan yang versi full karena semua sudah tersedia,” kata dia. Pada
pertunjukkan di Jogja, tim Mira Lesmana diperkuat 200 orang terdiri dari 165
pemain dan sisanya kru tersebut lebih bisa ditekan.
Aku sih asik
aja kebetulan dapet gratisan (alhamdullilah.. thanks
indri). dengan perasaan senang ku berangkat lebih awal
karena takut antrian panjang. Dan ternyata bener. Antrian sudah panjang hampir
15 meteran. Ga yangka ternyata yang
nonton banyak juga. Setelah mulai antri di
depan pintu masuk ternyata
panitia meminta kita pindah antrian di luar gedung. Langsung deh dengan
tergopoh-gopoh semua cepet-cepet lari keluar.
Ya.. Tuhan ternyata antrian di luar lebih parah. Orang berdesak-desakan nunggu
pintu dibuka. Tua, muda, anak-anak tumblek blek (bahasa
apaan tuh) di pintu masuk. Pertama kali telintas . panitia kok ga
professional sih. Dah ada beli tiket mahal-mahal kok pelayanan semrawut. Pintu
dibuka secara gentian pada masuk dan ternyata
kita antri lagi untuk ke pintu masuk utama sesuai tiket silver, gold
atau platinum. Antrian dipersempit hanya dua-dua. Diantrian silver sudah mengular. Jam 13.15 pintu belumdibuka juga padahal jadualnya jam 13.00.
Massa mulai marah. Apalagi para orang tua yang membawa anak-anak. Jam 13.30
akhrnya bias masuk. Wah banyak juga kursi yang tersedia. Karena antrian agak
depan aku masih bisa pilih tempat duduk. Tempat duduk dibuat bertingkat
layaknya nonton di bioskop. Padadal JEC merupan tempat yang lantainya datar
karena biasa untuk pameran bukan tempat pertujukan. hal ini perkuat oleh
pendapat Erwin Gutawa yang menyatakan tidak mempermasalah lokasi Gedung Jogja
Expo Center yang selama ini kurang representatif untuk menggelar musikal yang
kelasnya sudah internasional. Menurut Erwin juga di Indonesia ini baru ada satu
gedung yang sangat representative untuk menggelar konser musik dan itu hanya di
Jakarta sehingga tinggal kita yang mengakalinya saja.
Jelang pukul 14.00 terlihat Riri Riza, Mira Lesmana, Erwin Gutawa dan Jay Subiakto melintas di depan para penonton silver. Mereka terlihat jelas karenakebetulan aku duduk di barisan agak depan. Konser pun dimulai sekitar pukul 14.10 telat 10 menitkarena menuggu penoton yang belum masuk. Dan.. jreng-jreng…!! Opening dimulai. Diawali oleh gerak dan nyanyian para pemain yang mewakili karyaman PN timah bersama oleh bu Mus. Kemudian tiba-tiba sebuah mobil dating. Ya… sebuah mobil beneran masuk ke panggung yang membawa ikal dewasa yang baru pulang merantau dan kembali ke belitong untuk menceritakan masa kecilnya. Wow… baru opening aja dan bagus banget. Cerita mulai bergulir. Aku dengan seksama melihat detail demi detail cerita. Banyak yang membuatku sangat salut dengan konser ini. Tata panggung, tata cahaya, property,dan para pemain. Apalagi pemain anak-naknya yang menurutku rata-rata masih SD. Mereka sangat berbakat masih kecil tapi sudah pandai acting, nari dan menyanyi. Belum lagi screen dibelakangnya yang disetting sesuai jalan cerita. Dan yang bikin takjub lagi adalah propertinya. Banyak property yang digunakan. Tiap adegan kadang berbeda-beda dan natural sepeti di film. Ada rumah, sekolah, tiang listrik, kios-kios pasar, umbul-umbul, jerami-jerami yang menyruapi bukit, dan pagar jeruji yang ckup panjang sepanjang yang dapat menutupi panggung. Kadang mikir, gimana cara bawanya ya properti yang segede-gede gaban. Butuh berapa truk ya.. dan yang tak kalah unik ada adegan turun hujan. Dan bener-bener di panggung tepatnya di terdapat aliran air dari atas. Setiap adegan di drama musical ini pasti ada surprisenya. Terbukti setiap selesai adegan pasti penonton tepuk tangan riuh.
Pertunjukan
rencana akan berlangsung sekitar 2,5 jam dan aka nada istirahat 20 menit. Dan
tadi yang saat masuk sudah perasaan bad mood (antri yang ga karuan) terbayar
dengan penampilan apik dari para pemain. Aku sangat puas banget. Serasa waktu
hampi 3 jam pertunjukkan bukan waktu yang lama. Pertunjukkan diakhiri sekitar
pukul 17.15. dan saat closing adalah saat-saat yang sangat mengharukan. Di
akhir semua para pemain satu persatu melakukan closing ucapan terima kasih. Mulai
dari pemain figuran kemudian guru SD PN timah, karyawan PN timah, Ikal dewasa, Lintang
dewasa, Pak Bakri,
pak Harfan, para siswa PN timah, anak-anak
lascar pelangi dan terahir bu Mus. Dan saat Riri Riza dan para tokoh di balik
layar musical LP masuk ke panggung.
Semua secara serempak standing applaus lama banget
untuk mereka. Aku sampe speechless dan merinding melihat
pemandangan di sekitarku ini. Semua merasa
sangat puas dengan pertunjukkan ini. Tak sia-sia mereka membayar mahal (kecuali aku yang gratisan) dan hutang telah terlunasi sore itu. Dan yang tak kalah seru lagi, saat keluar dari pertunjkkan. Rame-rame orang
pada foto-foto di baliho iklan. Ternyata tetep pada pengen eksis dan sebagai
bukti mereka telah menonton musikal LP. (noer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar