Minggu, 26 Mei 2013

Java Heat


Pertama aku mengetahui film Java Heat dari informasi radio. Dan kebetulan keesokan harinya ada review film Java Heat di Kompas TV. Hari itu memang premier film ini. Yang membuat film ini menarik bagiku karena lokasi fim ini hampir seluruhnya berada di Yogyakarta. Aku yang sejak lahir dan dibesarkan di Yogya sungguh amat bangga. Namun sayang film ini film laga dan aku sungguh tak nyaman menonton film yang ada kekerasannya. Berhubung aku sangat cinta damai. Peace ! (he..he..)
Java Heat adalah film aksi laga dan baku tembak yang dirilis pada tahun 2013. Film ini disutradarai Conor Allyn dan dibintangi Kellan Lutz, Mickey Rourke, Ario Bayu, dan Atiqah Hasiholan sebagai pemeran utama. Film ini adalah film yang digarap oleh rumah produksi Margate House asuhan Conor Allyn dan Rob Allyn yang sebelumnya elah membesut trilogi film fiksi sejarah Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), dan Hati Merdeka (2011).
Sinopsis film Java heat, dalam keadaan diborgol di ruang interogasi kepolisian, Jake Travers (Kellan Lutz) mengaku sebagai asisten guru asing yang baru saja selamat dari ledakan bom. Tapi Hashim (Ario Bayu), seorang detektif dari kesatuan Densus 88, menaruh kecurigaan terhadap Jake. Jake adalah salah satu saksi kunci dalam insiden serangan bom bunuh diri yang terjadi di sebuah pesta amal di mana Sultana (Atiqah Hasiholan), seorang putri keraton yang cantik mempesona dan sangat populer, tewas terbunuh.
Kejadian-kejadian mengejutkan selalu mengikuti ke mana Jake dan Hashim melakukan penyelidikan, dan membuat Hashim semakin menaruh kecurigaan terhadap Jake. Ketika mobil polisi yang ditumpangi Jake dan Hashim diserang komplotan teroris, Jake menyelamatkan nyawa Hashim. Saat itu Jake menunjukkan kemampuan memegang senjata yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang yang berprofesi sebagai asisten guru. Dengan diliputi keraguan, Jake dan Hashim terpaksa bekerjasama dan perlahan misteri di hadapan mereka mulai tersibak.
Sementara itu, istri dan anak-anak Hashim diculik. Kejadian demi kejadian penuh ketegangan dan aksi memperkuat kerjasama Jake dan Hashim untuk membongkar apa yang terjadi. Pertarungan semakin memanas dan puncaknya terjadi di Perayaan Waisak di Candi Borobudur. Di tengah keramaian festival pelepasan lampion akan terjadi pertukaran perhiasan dan sandera yang menjadi klimaks film.
Aku bisa juga menonton film Java Heat walaupun tidak di bioskop. Aku hanya download dari warnet. Aku sangat detail melihat Java Heat terutama tertarik pada lokasi film. Banyak lokasi film yang pernah aku ketahui namun ada pula lokasi yang tak cukup familiar. Mungkin aku jarang melewatinya. Tempat-tempat yang kukenal adalah rumah padat penduduk di sekitar kali Code, stasiun Lempuyangan, perempatan titik nol Yogya alias perempatan Kantor Pos besar, Plengkung gading dan Taman sari.
Sayang, sepertinya film ini tidak begitu booming dan masih kalah pamor dengan film laga lain The Raid yang juga buatan Indonesia. Atau film Eat, Pray, Love yang juga sebagian fimnya mengambil lokasi di Bali. Namun setidaknya kita bangga kota Yogya bisa menjadi lokasi film Java heat yang katanya juga tayang di luar negri. Semoga kota Yogya dikenal sampai ke dunia lain sehingga mengangkat pariwisata Yogya dan tentunya berimbas pada peningkatan perekonomian rakyat Yogya. Hidup Yogya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar