K
|
emarin
Selasa ada yang peristiwa yang menghebohkan di sekitar rumahku. Pagi itu saat
aku akan berangkat, ada banyak kerumunan orang di sekitar jalan rumahku. Ada
apa ? Kemudian aku dan ibuku bertanya pada tetangga. Ternyata Sari (nama
disamarkan) meninggal. Aku langsung kaget. Dan yang lebih mengagetkan lagi dia
meninggal tertabrak kereta. Aku langsung lemas mendengar kabar itu. Karena aku
ada jadual pagi maka aku buru-buru berangkat dan tak tahu kabar selanjutnya
tentang kematian Sari. Saat aku melewati rel di bawah jembatan layang dan telah
banyak orang dan polisi. Ah, ternyata benar ada orang yang tertabrak kereta.
Sepanjang perjalanan, hatiku tak tenang. Badan rasanya masih lemas. Aku masih
tak percaya dengan kabar pagi ini. Aku tak menyangka Sari akan meninggal dengan
tragis seperti itu.
Sari
adalah tetanggaku. Kebetulan dia juga teman kecilku. Walaupun tetangga aku
jarang ngobrol lama. Hanya ketika berpapasan kita hanya say hello saja. Aku dan
Sari dari TK dan SD bersekolah yang sama dan satu kelas. Namun saat lulus SD,
kita berbeda sekolah sampai aku kuliah. Saat lulus SMA sepertinya Sari sempat
kuliah namun keinginannya dia ingin kerja. Karena bapak ibunya bercerai, sejak
kecil Sari tinggal bersama nenek asuhnya. Seingatku saat aku kuliah Sari pindah
ke Kalimantan mengikuti ibu kandungnya. Sejak itu dia tak terdengar kabarnya sampai
akhirnya setelah dia kembali lagi ke
Yogya dengan membawa anak. Ternyata di Kalimantan dia menikah. Sari ke Yogya
dengan anaknya tanpa suami. Akhirnya dia jadi single parent. Beberapa tahun kemudian dia menikah lagi dan
mempunyai seorang anak laki-laki lagi.
Setelah
pulang dari Kalimantan, ada yang berbeda dengan hidup Sari. Setiap ada masalah,
dia akan berperilaku lain. Dia sempat dirawat di rumah sakit. Kabarnya Sari ada
gangguan psikologis. Jika sakitnya kambuh dia hanya di rumah tak boleh keluar
rumah. Sari hanya ibu rumah tangga biasa. Jika tak ada kerjaan dia akan naik
sepeda keliling kampung. Suaminya yang sekarang juga tak bekerja. Suaminya hanya
ngurusi burung. Karena keadaan ekonominya yang belum mapan maka keluarga Sari
masuk dalam keluarga yang mendapat kartu Jamkesmas. Seperti curhatannya sebenarnya
dia ingin sekali bekerja tapi karena kondisi psikologisnya maka tak ada orang
yang mau memperkerjakannya. Dan Sari pun tahu diri. Untungnya anaknya yang
sulung diasuh dan disekolahkan oleh nenek Sari yang dulu juga mengasuh Sari.
Anak sulungnya juga rajin dan pintar. Aku cukup tahu itu karena kebetulan anaknya
pernah les ke rumahku.
Dan
begitulah Sari. Semua orang tak menyangka hidupnya akan berakhir dengan
menyedihkan. Kabarnya Sari memang telah beberapa kali mencoba bunuh diri namun
dapat tertolong. Sungguh kasihan.. kasihan lagi anak-anak yang ditinggalkannya.
Anaknya yang sulung sangat terpukul. Aku hanya berharap semoga Sari tenang
disisiNya dan diampuni segala dosa-dosanya. Amin.. dan teruntuk anak-anaknya smoga juga tabah akan kepergian
ibu kandungnya. Insya Alloh kelak mereka akan menjadi anak
yang sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar