S
|
etelah dua minggu tinggal di Kali Kempit kita pindah di
daerah Kali Sepanjang. Daerah ini tak jauh beda dengan Kali Kempit. Di Kali Sepanjang
ini kita masih mending tinggal di rumah salah satu karyawan PTPN. Situasi di
Kali Sepanjang juga lebih enak. Dekat dengan rumah penduduk, ada warung kelontong
buat sekedar beli cemilan dan ada warung baksonya juga. Namun karena kebun ini
bermacam-macam tanaman maka kita juga sering berpindah-pindah kebun. Jika di
Kali Kempit lebih banyak kakao namun di Kali Sepanjang juga ada pohon karet. Ke
kebun karet dari tempat kost kami sangat jauh maka tiap hari pulang pergi kita
harus ikut truk yang menuju ke kebun. Saat berangkat kita menumpang truk yang
masih kosong namun saat pulang bak truk sudah terisi banyak kakao yang akan
disetor ke pabrik. Dan yang lebih
menyenangkan saat naik truk, kita pernah duduk di atas kepala truk. Kita merasa
yang paling tinggi. Ya setidaknya jika berpapasan dengan bus besar. Badan sudah
terasa tergoncang tertiup angin pagi yang cukup besar. Untung tidak masuk
angin. Dalam bayanganku, jikalau lengan kita terlentangkan. Ah, rasanya seperti
adegan di film Titanic dimana Jack memegang tangan Rose di ujung kapal.
Sayangnya saat itu tak ada Jack, kami hanya 4 cewek yang kesepian. Hiks..
Tinggal di kebun tak lepas dari cerita yang bikin bulu
kuduk merinding. Saat kita berkunjung ke rumah salah satu mandor, ada rasa aneh
yang di rasakan Cheche. Sepertinya rumah pak mandor ini rada angker. Dan yang
bikin suasana tambah merinding ternyata ada anak cewek pak mandor yang rada
kelainan. Dia hanya duduk melamun sendiri di pojok rumah. Pernah suatu kali
kita diminta menginap di rumah itu supaya kita tidak perlu naik truk tiap pagi.
Tapi buru-buru permintaan itu kita tolak. Atas pertimbangan banyak hal alias
tidak mau menanggung resiko melihat hantu..
Saat di
Kali Sepanjang karena jenuh kita jalan-jalan ke kota. Saat itu hari Sabtu, kita
jajan makan mie ayam. Dan setelah itu, saat hendak nunggu pulang ke kost. Kita
duduk-duduk di pinggir jalan sambil
melihat bus-bus lewat. Banyak bus yang menuju ke Bali. Kitapun terbersit ingin
pergi ke Bali. Suatu keinginan dari dulu yang belum tersampaikan. Kita modal nekad
berhubung kita sudah sampai di kota dan bus ke Bali sudah ada di depan mata. Secara kita tidak bawa apa-apa. Hanya uang
seadanya dan baju hanya yang dipakai di badan. Atas pertimbangan itu, niat pun kita
tolak. Akhirnya kita pulang ke kost. Rencana ke Bali gagal. Dan ternyata kita
punya rencana namun tetap Tuhan lah yang menentukan. Di balik semuanya ada hikmah.
Malamnya saat kita sedang nonton televisi ternyata ada berita up to date, malam
itu terjadi bom Bali II. Kita menyimak televisi dengan terdiam dalam pikiran
masing-masing. Aku sempat hampir menangis. Jikalau tadi siang kita jadi ke Bali.
Mungkin kita akan terjebak di Bali. Kita sangat bersyukur ternyata kita masih
dilindungi Alloh. Aku jadi teringat ortu. Mungkin ini doa-doa mereka. Memberi
keselamatan untuk anak-anaknya.
Detik-detik
hari akan pulang ke Yogya kita ramai-ramai bersama kelompok Kali kempit piknik pergi
ke pantai. Entahlah aku lupa nama pantainya. Kita nyewa mobil. Kita pergi bersama
beberapa pemuda Kali kempit. Sepanjang jalan aku hanya melihat keluar. Ah
ternyata di Banyuwangi ada swalayan juga dan toko-toko besar. Kami merasa
seperti orang kampung. Kita yang biasa tiap hari hanya melihat pohon seperti kegirangan
melihat kota. Padahal toko-toko di banyuwangi tak sebesar mall di yogya. Namun
itu pun kami sudah senang.
Sebagai penutup, ada 2 kuliner di Banyuwangi yang baru
pertama kali aku rasakan. Baru kali itu aku makan oseng-oseng daun pakis dan
bakso juga lain di banyuwangi karena bakso di sana pake ketupat. Beda dengan
bakso Bandung yang pakai taoge. Ya begitulah, lain kota lain juga baksonya.
Namun ada yang kurang sangat kita balik ke Yogya. Kita lupa bawa kue bakiak.
Kue ini adalah kue khas banyuwangi. Kita hanya bawa oleh-oleh teh buatan pabrik
PTPN.
Banyuwangi, entah kapan lagi bisa ke kota ini. Banyak yang
belum dieksplore di Banyuwangi. Namun sebulan di banyuwangi telah banyak
pengalaman yang kudapat. Berkunjung ke
daerah lain menjadi sebuah wacana untuk memperluas wawasan kita tentang
daerah-daerah di Indonesia.
Semoga aku bisa mewujudkannya mengunjungi kota lain di Indonesia
yang tercinta ini. Amin..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus