Kamis, 13 Juni 2013

Banyuwangi (2)


S
etelah dua minggu tinggal di Kali Kempit kita pindah di daerah Kali Sepanjang. Daerah ini tak jauh beda dengan Kali Kempit. Di Kali Sepanjang ini kita masih mending tinggal di rumah salah satu karyawan PTPN. Situasi di Kali Sepanjang juga lebih enak. Dekat dengan rumah penduduk, ada warung kelontong buat sekedar beli cemilan dan ada warung baksonya juga. Namun karena kebun ini bermacam-macam tanaman maka kita juga sering berpindah-pindah kebun. Jika di Kali Kempit lebih banyak kakao namun di Kali Sepanjang juga ada pohon karet. Ke kebun karet dari tempat kost kami sangat jauh maka tiap hari pulang pergi kita harus ikut truk yang menuju ke kebun. Saat berangkat kita menumpang truk yang masih kosong namun saat pulang bak truk sudah terisi banyak kakao yang akan disetor ke pabrik.  Dan yang lebih menyenangkan saat naik truk, kita pernah duduk di atas kepala truk. Kita merasa yang paling tinggi. Ya setidaknya jika berpapasan dengan bus besar. Badan sudah terasa tergoncang tertiup angin pagi yang cukup besar. Untung tidak masuk angin. Dalam bayanganku, jikalau lengan kita terlentangkan. Ah, rasanya seperti adegan di film Titanic dimana Jack memegang tangan Rose di ujung kapal. Sayangnya saat itu tak ada Jack, kami hanya 4 cewek yang kesepian. Hiks..
Tinggal di kebun tak lepas dari cerita yang bikin bulu kuduk merinding. Saat kita berkunjung ke rumah salah satu mandor, ada rasa aneh yang di rasakan Cheche. Sepertinya rumah pak mandor ini rada angker. Dan yang bikin suasana tambah merinding ternyata ada anak cewek pak mandor yang rada kelainan. Dia hanya duduk melamun sendiri di pojok rumah. Pernah suatu kali kita diminta menginap di rumah itu supaya kita tidak perlu naik truk tiap pagi. Tapi buru-buru permintaan itu kita tolak. Atas pertimbangan banyak hal alias tidak mau menanggung resiko melihat hantu..
          Saat di Kali Sepanjang karena jenuh kita jalan-jalan ke kota. Saat itu hari Sabtu, kita jajan makan mie ayam. Dan setelah itu, saat hendak nunggu pulang ke kost. Kita duduk-duduk  di pinggir jalan sambil melihat bus-bus lewat. Banyak bus yang menuju ke Bali. Kitapun terbersit ingin pergi ke Bali. Suatu keinginan dari dulu yang belum tersampaikan. Kita modal nekad berhubung kita sudah sampai di kota dan bus ke Bali sudah ada di depan mata.  Secara kita tidak bawa apa-apa. Hanya uang seadanya dan baju hanya yang dipakai di badan. Atas pertimbangan itu, niat pun kita tolak. Akhirnya kita pulang ke kost. Rencana ke Bali gagal. Dan ternyata kita punya rencana namun tetap Tuhan lah yang menentukan. Di balik semuanya ada hikmah. Malamnya saat kita sedang nonton televisi ternyata ada berita up to date, malam itu terjadi bom Bali II. Kita menyimak televisi dengan terdiam dalam pikiran masing-masing. Aku sempat hampir menangis. Jikalau tadi siang kita jadi ke Bali. Mungkin kita akan terjebak di Bali. Kita sangat bersyukur ternyata kita masih dilindungi Alloh. Aku jadi teringat ortu. Mungkin ini doa-doa mereka. Memberi keselamatan untuk anak-anaknya.
          Detik-detik hari akan pulang ke Yogya kita ramai-ramai bersama kelompok Kali kempit piknik pergi ke pantai. Entahlah aku lupa nama pantainya. Kita nyewa mobil. Kita pergi bersama beberapa pemuda Kali kempit. Sepanjang jalan aku hanya melihat keluar. Ah ternyata di Banyuwangi ada swalayan juga dan toko-toko besar. Kami merasa seperti orang kampung. Kita yang biasa tiap hari hanya melihat pohon seperti kegirangan melihat kota. Padahal toko-toko di banyuwangi tak sebesar mall di yogya. Namun itu pun kami sudah senang.
Sebagai penutup, ada 2 kuliner di Banyuwangi yang baru pertama kali aku rasakan. Baru kali itu aku makan oseng-oseng daun pakis dan bakso juga lain di banyuwangi karena bakso di sana pake ketupat. Beda dengan bakso Bandung yang pakai taoge. Ya begitulah, lain kota lain juga baksonya. Namun ada yang kurang sangat kita balik ke Yogya. Kita lupa bawa kue bakiak. Kue ini adalah kue khas banyuwangi. Kita hanya bawa oleh-oleh teh buatan pabrik PTPN. 
Banyuwangi, entah kapan lagi bisa ke kota ini. Banyak yang belum dieksplore di Banyuwangi. Namun sebulan di banyuwangi telah banyak pengalaman yang kudapat.  Berkunjung ke daerah lain menjadi sebuah wacana untuk memperluas wawasan kita tentang daerah-daerah di Indonesia.
Semoga aku bisa mewujudkannya mengunjungi kota lain di Indonesia yang tercinta ini. Amin..

1 komentar: